Smarty's blog

Kematian Bekas Presiden Soeharto membuat pertanyaan di otakku yang kecil ini. Dulu aku sering dengar kalo Pak Harto itu koruptor terbesar di negeri ini, sadis karena kalau tidak setuju ama dia bisa dikidnap dan di ambil preman, dia itu penjahat kelas paus yang pantas diadili dan dia juga dituntut untuk mengembalikan harta yang dicurinya dari negara, dan macem-macem tuduhan serupa. Tapi setelah mati, aku dengar dia diusulkan jadi pahlawan. Aku bingung, man..... kenapa bisa berubah 180 derajat?? Ibuku tadi siang bilang bahwa Pak Harto adalah presiden terbaik dibanding yang lain-lain, sesudah dan sebelumnya.... Mati aku!... Nanti kalau ada tes sejarah Indonesia, jawabannya apa dong?

"Don't be afraid of a wise but be afraid of a stupid friend." Kata mutiara ini ternyata sangat betul. Walaupun aku bukan tipe yang sok menyendiri tapi aku termasuk orang yang nggak punya banyak temen. Tapi menurutku lebih baik punya temen dikit tapi bener-bener "temen" daripada punya banyak tapi tidak jelas siapa mereka. Walaupun kadang ngiri juga sih ngeliat banyak temenku yang bisa ke sana ke mari dan kelihatan asyik bergaul dengan banyak temen. Pernah aku coba untuk ngegabung ama mereka. Pikirku sesekali nggak apa-apa lah.... kebetulan ada yang ngajakin, juga itung-itung nambah temen.

HARI INI ...

Adalah awal dari hari yang baru.
Allah telah mengaruniakannya bagiku
untuk kupergunakan sebagaimana yang kukehendaki.
Aku dapat menyia-nyiakannya
atau mempergunakannya untuk melayani Dia dan sesamaku.

Tapi apa yang aku lakukan pada hari ini adalah
sangat penting.
Sebab aku harus menukarnya
dengan satu hari dari hari hidupku.

Bila hari esok tiba
hari ini akan pergi selamanya.
Aku harap aku tidak menyesal dengan
apa yang telah kukerjakan pada hari ini.
(Anonim)

Aku pernah dengar pengkotbah bilang kira-kira kayak begini.... "Tuhan
tidak peduli dengan tubuhmu yang pendek... atau kulitmu yang hitam...
atau rapormu yang kebakaran..." Aku tiba-tiba tersentak. Terus terang
aku lagi ngantuk banget waktu dengar kotbah di kebaktian remaja saat
itu, jadi kagak tahu persis dalam konteks gimana kalimat itu
diucapkan. Tapi kalau diambil logikanya aja, rasanya aneh deh. Mana
mungkin Tuhan tidak peduli dengan keadaanku? Yang kayak begini yang
buat aku suka bosan dengar kotbah. Aku nggak ngerti perasaan mana yang