Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDA Space Teens
Beatitudes (Part1)
Ucapan Bahagia.
Hei, menurut kalian ucapan bahagia itu seperti apa?
Tentu saja ucapan yang menyenangkan hati, menenangkan hati, dan yang
bermakna positif. Contohnya sewaktu kita lulus sekolah dan akan
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, teman-teman dan keluarga kita
yang mengucapkan selamat kepada kita atas keberhasilan kita. Kita akan
senang akan hal itu. Atau pesta pernikahan, hari ulang tahun, dan
hal-hal lainnya yang kita anggap penting tetapi merupakan suatu
perhatian dari orang lain, akan menjadi sesuatu yang berarti bagi kita.
Ok,
itu hal dunia yang kita anggap penting bahkan sangat berarti. Ada satu
hal yang lebih penting dari semua itu yaitu ketika kita meninggal
dunia, kita mau masuk mana ya?
Mari kita renungkan ucapan bahagia yang dikatakan Yesus di bukit sewaktu mengajar orang-orang banyak dan muridNya.
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga."
Disini
adalah miskin di hadapan Allah, maksudnya orang itu menyadari bahwa
kerohaniannya itu sangat dangkal, butuh pertolongan dari Tuhan sendiri
untuk mengenal Tuhan yang benar dan memperoleh kasih karunia Allah. Dia
tidak bisa berusaha sendiri untuk mengenal sang penciptanya. Kecuali
Tuhan sendiri yang menyatakan diriNya bahwa "Ini Aku".
"Berbahagialah
orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur." Apakah benar
seorang yang sedang sedih akan dihibur? Belum tentu, bisa saja waktu
menangis dia tertidur dan tidak ada yang menghiburnya. Hm, bukan itu
maksudnya. Disini berdukacita karena orang itu menyadari bahwa dirinya
itu berdosa serta menyadari akan keterpurukan dosanya yang begitu
besar. Dan benar-benar tahu akan akibat dosa yaitu maut. Dihibur dengan
apa? Dengan Injil.
"Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi."
Ya,
tentu saja. Mana ada orang yang lemah lembut akan ditolak orang? Lemah
lembut itu adalah gentleman, berbudi bahasa yang halus, berani mengakui
kesalahan dan kebenarannya, dan tentu saja rendah hati. Orang akan
merasa nyaman bila bersamanya. Dan apabila orang merasa nyaman
dengannya, tentu saja hatinya terbuka untuk orang itu.
"Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan."
Ini
berarti orang yang akan benar-benar memusatkan seluruh perhatiannya
kepada Tuhan. Kepada ketetapan dan peraturanNya, terhadap hati
nuraninya yang merasakan apa yang baik dan apa yang jahat. Sehingga
tahu apa yang berkenan untuk dilakukan dihadapan Tuhan atau tidak.
Benar-benar ucapan yang indah yang diucapkan oleh Tuhan kita Yesus Kristus kan?
Dosen
Pancasila saya pernah berkata bahwa nilai tertinggi dalam suatu
kehidupan adalah Nilai Rohani. Bukan nilai sosial, kebudayaan, politik
atau hal lainnya. Saya setuju dengan pendapatnya, karena benar jika
rohani kita terpenuhi, maka sebenarnya kesukaan itu melebihi apapun.
Melebihi nikmatnya dosa seks, dosa mencuri, atau dosa lainnya yang
sangat menguntungkan bagi kita. Melebihi karena sifatnya kekal,
sedangkan dosa itu nikmatnya hanya sementara saja. Cuma terkadang
kenikmatan rohani itu bersifat naik turun; Naik ketika kita benar-benar
semangat dan tulus melakukan kehendakNya, turun ketika kita sedang
mengalami masalah dan malas untuk melakukan hal kasih.
Oleh karena
itu...Tetaplah kuat dalam Tuhan, tetap berusaha mengasihi lebih banyak
karena Dia sendiri yang terlebih dahulu mengasihi kita. Satu hal lagi,
berbahagialah orang yang benar-benar mencari Tuhan, karena ia akan
mendapatkanNya.
To be Continued
God Bless~~
- Nael's blog
- Login to post comments
- 3373 reads
komen^^
Nael bagus tulisannya, tapi kok gak ada penjelasan ayatnya diambil dari kitab apa? :)
hm, aku mau terus belajar untuk jadi orang yang "miskin" dan "berduka cita" (di hadapan Allah)
JBUs..
('o') LOE , (' ,') GUE = (--) END
ayatnya yah
dari matius 5 :3-12 Pop..h
ya,,bagus..aku juga tuh pengen terus belajar, abisnya meskipun dah menulis tentang ini, tapi tetep aja kurang menjalankan dengan sepenuh hati..hehehe
semangat XD