Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDA Space Teens
Dunia Khayal Futuristis
Halo-halo, sobat teens semuanya. Bagaimana? Sehat-sehat kan? Sebelum saya menceritakan pembahasan yang menarik ini, teman-teman bisa memanggil saya Markus. Sobat-sobat tentu tidak bisa menyangkal kalau memiliki kebiasaan merenung, mengkhayalkan sesuatu, malahan terbawa dalam mimpi. Tidak usah takut, itu hal yang normal apalagi usia-usia kita ini memang memiliki perkembangan kecerdasan imajinasi yang tinggi. Dalam dunia kekristenan ternyata ada juga lho, khayalan-khayalan futuristik alias khayalan mengenai masa depan. Bahkan khayalan tersebut karena begitu besarnya oleh beberapa tokoh menjadi sebuah dunia khayal. Lengkap dengan detail-detail bak cerita dongeng.
Sobat-sobat pasti pernah menonton sinema Avengers: Infinity War? Yap, kumpulan pahlawan-pahlawan besutan Marvel ini bermula dari kisah-kisah terpisah dari masing-masing tokohnya. Ada Captain America yang memiliki latar belakang kisah era Perang Dunia. Iron Man yang mewakili canggihnya peradaban teknologi manusia. Tidak ketinggalan juga dunia alienasi yang tidak terpikirkan dijamah manusia, seperti Doctor Strange. Masing-masing memiliki dunia khayalnya sendiri, tetapi dapat menyatu menjadi makrokosmos futuristis. Dunia khayal di mana suatu saat nanti bumi bisa diserang oleh alien. Thanos sebagai tokoh antagonis dalam fiksi ini adalah seorang alien. Selain itu juga ada alien-alien lain yang membantu bumi. Memang ide utama Infinity War adalah khayalan mengenai para pahlawan super. Lantas kita dapat bertanyas, mungkinkah mereka suatu saat nanti akan ada dalam kehidupan kita? Dikutip dari IDN Times, NASA sendiri membuka lowongan bagi siapa pun yang ingin bekerja sebagai pelindung bumi dari invasi alien! Walaupun kekhawatiran akan invasi alien bisa masuk dalam "dunia khayal", NASA tetap mengambil langkah pencegahan agar bumi siap apabila suatu saat serangan itu benar-benar terjadi. NASA membuktikkan hal tersebut dengan membentuk departemen khusus yang menangani masalah keamanan planet dan misi luar angkasa yang diberi nama Safety and Mission Assurance Department. Ide utama ini memang tidak ditampilkan oleh Kevin Feige untuk menyakinkan penonton ada potensi seperti itu, tetapi kita bisa bertanya apa jadinya kalau semua itu benar-benar terjadi?
Jika tadi berbicara dunia khayal zaman now, dalam dunia kekristenan pernah muncul karya klasik The Pilgrim's Progress. Meskipun pengarangnya, John Bunyan, mengaku mendapatkan kisah ini dari mimpi ilahi, gambaran dalam The Pilgrim's Progress hanyalah pengantar pada pesan-pesan yang ada di Alkitab. Kisah ini bermula dari tokoh utama bernama Christian. Ide utama kisah ini langsung ditampilkan dengan pertimbangan Christian untuk meninggalkan "Kota Kehancuran" menuju "Kota Surgawi". Cerita musafir Christian dimulai dengan bertemu seorang penginjil. Sebelumnya dia terbeban untuk meninggalkan "Kota Kehancuran" setelah membaca buku yang bernama Alkitab. Christian terus melanjutkan perjalanannya, dalam setiap perjalanannya dia banyak menemui peristiwa-peristiwa, baik yang merintangi perjalanannya maupun meneguhkan langkahnya. Christian terkadang tidak sendirian ketika melakukan perjalanan. Ada teman-teman yang menemani, tetapi tidak semuanya teguh berjalan bersamanya menuju "Kota Surgawi." Begitulah kisah ini berjalan sampai akhirnya Christian menghadapi rintangan terakhir menuju Kota Celestial (nama untuk "Kota Surgawi"). Bertemunya Christian dengan seorang penginjil, penolakan temannya untuk tidak mengikuti Injil, sampai nanti perjalanan ke "Kota Surgawi" merupakan harapan futuristis orang percaya. Di sisi lain kita mengimani hal itu akan terjadi, tetapi di sisi lain kita tidak tahu kapan kisah terakhir The Pilgrim's Progress akan terjadi.
Jauh sebelum itu, Alkitab mencatat kitab-kitab yang berisikan gambaran futuristis lebih seru daripada kisah di atas. Kitab Wahyu, misalnya, tidak saja berisi gambaran futuristis melainkan hal-hal yang tidak bisa dimengerti sampai sekarang. Hal ini karena contoh yang ada di dunia ini tidak sepadan untuk menggambarkan kitab Wahyu. Dibandingkan dengan Avengers: Infinity War maupun The Pilgrim's Progress, kitab Wahyu lebih seru untuk "dikhayalkan" jika kita menyaksikannya secara langsung. Kita ambil contoh saja pasal 4. Isi pasal ini pendek tetapi jika dikhayalkan bisa menjadi alur sinema futuristis keren. Bermula dari tokoh utama yang naik ke atas tempat takhta berada, melihat takhta, kemudian di takhta itu ada seseorang. Gambaran orang yang duduk di takhta mempesonakan penonton dengan efek pelangi, lampu sorot yang menyilaukan, ada bayang-bayang jauh tetapi sulit didekati. Penonton semakin terkesima dengan bentuk empat makhluk hidup di depan takhta. Yang satu bermuka singa, yang satu bermuka manusia, yang satu bermuka lembu, dan yang satu bermuka rajawali. Mereka memiliki enam sayap. Efek sinema mungkin akan menampilkan masing-masing dari mereka memperlihatkan mata yang menyala-nyala dan tajam. Lalu, kita akan terbuai dengan lantunan indah "Kudus, kudus, kudus." Selesai, adegan pertama ditutup, penonton akan menikmati sajian berikutnya. Begitu seterusnya sampai adegan Kitab Wahyu berakhir. Meskipun demikian, perlu dicatat Kitab Wahyu dan kitab lainnya yang futuristis adalah apokalips. Dunia khayal futuristis berbeda dengan apakolips. Dunia khayal futuristis berusaha memuaskan keingintahuan kita, yaitu pembacanya. Apokaliptik dalam Alkitab ingin menguatkan iman kita dalam perjuangan sebagai orang percaya di dunia ini. Kelak nantinya pengharapan kita akan terbukti benar yaitu hidup kekal.
Sobat-sobat teens, jadi mau pilih yang mana? Dunia khayal futuristis yang semu atau nilai-nilai kekal dalam Alkitab? Sebagai orang percaya, saya dan sobat-sobat semestinya lebih mencintai Alkitab yang jauh lebih "futuristis". Jadi, jangan lupa semakin membaca, mempelajari Alkitab dan membagikannya bersama orang tua, keluarga dan sahabat. Terima kasih.
- Markus's blog
- Login to post comments
- 3064 reads