Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDA Space Teens
Mereka yang Berjalan Tanpa Alas Kaki
Ada sebuah acara besar sedang berlangsung di keluarga kami. Tepatnya saudara sepupuku menikah. Setelah malang melintang di dunia perjombloan akhirnya dia menambatkan hatinya pada seorang arjuna yang berasal dari Jogja.
Seperti pesta pernikahan lain pada umumnya, kesibukan panitia dadakan dalam menyiapkan pesta sudah dimulai sejak sebulan yang lalu. Mulai dari memutuskan siapa yang membuat janur kuning, mencari katering, sampai memesan baju. Mama juga tidak kalah sibuk, dia keluar masuk toko kain mencari kain agar kami sekeluarga bisa tampil seragam.
Hampir setiap malam telepon di rumah kami berdering. Saudara-saudara kami yang berasal dari jauh melaporkan "status" mereka, mulai dari tiket, pakaian, hotel sampai barang apa saja yang dibawa dibicarakan dalam telepon. Terakhir ak mendengar kalau saudaraku yang berasal dari Jakarta menyewa sebuah pakaian demi perhelatan ini.
Kemarin malam kami kedatangan tamu istimewa. Serombongan tamu dari Jakarta dan Balikpapan. Mereka adalah sepupu mama dari pihak nenek kami. Setelah saling melepas rindu, mereka kini ramai bercerita tentang kehidupannya masing-masing.
Adalah adik sepupu ibuku yang bernama Nila, seorang Kristen yang taat tinggal di kota Balikpapan. Dulu dia seorang yang tidak beragama, begitulah kami menyebut saudara yang hanya mencantumkan sebuah agama di KTP tapi tidak menjalankan ibadahnya.
Rasa penasaran yang menggelitik membuat ibuku menanyakan apa yang menyebabkannya akhirnya berpaling pada Yesus. Selama lima belas menit ke depan kami terbius oleh ceritanya yang sederhana tapi luar biasa.
Setiap hari minggu nila melihat rombongan orang berjalan kaki bersama-sama tanpa memakai alas kaki. Tidak hanya sekali tapi setiap minggu mereka melakukan hal itu. Akhirnya nila bertanya pada salah satu dari mereka. Ternyata mereka berasal dari pedalaman, dan mereka telah berjalan puluhan kilometer jauhnya. Mereka berjalan dari kampungnya ke kota untuk pergi ke gereja. Di kampung mereka belum ada gereja, tapi semangat mereka untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan benar-benar luar biasa.
Diam-diam hati Nila tergerak dan mulai mencari tahu lebih banyak lagi tentang siapakah Yesus itu. Kenapa orang-orang ini mau berjalan kaki jauh sekali tanpa alas kaki hanya untuk berada di gereja selama 2 jam. Siapakah Yesus yang begitu luar biasa ini. Hingga kini dia memutuskan untuk menyerahkan hati dan hidupnya untuk Tuhan.
Mungkin orang-orang yang berjalan tanpa alas kaki tersebut tidak tahu, bahwa semangat iman mereka telah menyelamatkan orang lain. Mereka hanya berpikir untuk pergi ke gereja di kota karena di kampungnya tidak ada gereja. Mungkin mereka hanya ingin bernyanyi memuliakan nama Tuhan di sana. Tapi tapak-tapak kaki itu telah membawa kaki lain pergi ke gereja.
- amelia's blog
- Login to post comments
- 2957 reads
panjang....
wah...ternyata Tuhan tuh smart banget ya...
Tuhan aja bisa make orang2 yang ga pake alas kaki itu utk pkrjaan Tuhan...
cara Tuhan emang susah dimengerti otak manusia
duh..menyentuh banget.mungkin kita sering di "paksa" untuk penginjilan,cari jiwa untuk Tuhan dan kita bingung,karena mencari jiwa untuk Tuhan banyak yang memandang sebagai menyuruh orang lain pindah agama menjadi kristen.akan tetapi dari kisah ini,ternyata Tuhan menunjukkan untuk mendaptkan jiwa untuk-Nya bisa dengan cara yang sangat sederhana,yaitu ketaatan utnuk mencari kebenaran-Nya