Aneh.

Kata orang… kita ngga boleh saling benci.

Tapi, sebagai manusia, yang namanya benci itu pasti ada, kan?

Aku memiliki seorang teman,

Semua orang bilang dia baik, tetapi aku bilang ia jahat.

Semua orang bilang dia pintar, karena ia memang pintar.

Semua orang bilang dia lembut, tetapi entah mengapa bila ada di dekatnya aku sedikit merinding.

Aneh.

Dia bilang ia mau membantuku, tetapi ia mengacuhkanku.

Dia bilang itu bagus, tetapi mengapa ia membuangnya?

Dia bilang ini dan itu, sampai kupingku panas mendengarnya.

Entah sejak kapan aku mulai membencinya.

Bila ia bicara, aku mengacuhkannya.

Bila dia melihatku, aku pura-pura tak melihat dia.

Bila ada kesempatan, aku pergi manjauhinya.

Rasanya ku sudah capek sebulan terakhir ada di dekatnya.

Mungkin ini memang salahku,

Atau mungkin bukan salah siapa-siapa.

Mungkin dari awal kami tidak memiliki kecocokan,

Atau mungkin aku yang berusaha agar kami tidak cocok.

Entah kapan semua ini dimulai, aku tidak tahu. Tiba-tiba saja aku merasa kesal padanya. Semua yang ingin kukatakan sepertinya malah terkunci rapat olehnya. Semuanya terpendam beberapa minggu sampai akhirnya meledak di ruang BP, istirahat ke 2 hari itu.

Sekarang, di kelas aku tidak merasakan suatu yang membahagiakan.

Setiap hari lesu, setiap hari rasanya mau menangis.

Senyum dipaksakan. Sengasara.

Tawaku hanya merekah bila jam setengah tiga lewat lima sore tiba. Karena aku bisa bertemu dengan teman terdekatku. Dulu, aku pernah membencinya, tetapi tidak dengan sekarang, karena sekarang aku bahagia tertawa dengannya.

Lucu.

Siapa yang awalnya baik, tak bisa membuatku tersenyum.

Sedangkan yang awalnya kubenci, bisa membuatku tertawa terbahak.

Aneh.