Dear Jesus ..(Part 3)

Jesus, hampir setahun setengah tanpa Mama, menjadi masa-masa yang sulit buatku, Papa, dan kedua adikku. secara tidak langsung, aku harus menjadikan diriku sebagai pengganti Mama..

terutama buat Bintang,..

di usianya yang masih 3,5 tahun, dia harus kehilangan mama, padahal di usianya yang masih sangat kecil, dia sangat membutuhkan sosok mama di hidupnya,..

kebersamaanku dengan Bintang, secara tidak langsung menjadi semakin dekat. masa-masa bersama dengan Bintang lah yang membuatku tetap kuat, juga papa. karena merekalah aku tetap berdiri dan berusaha tetap tertawa,..

 Jesus, masih ingatkah Engkau??

saat itu aku begitu bersyukur kepadamu karena Engkau memberikan begitu banyak 'sosok-sosok' yang bisa membuatku tetap tertawa dan merasa bahagia, merasa kalau diriku tak pernah sendirian,..

bersama dengan mereka, aku setiap hari tetap menjadi seorang anak yang ceria, selalu aktif di sekolah, meskipun setiap malam, aku menangis sendiri di dalam kamarku,..

saat itulah baru aku mengingat Engkau Jesus, saat itulah aku baru mengingat mama, dan semua kenangan bersama dengannya.

dari hari ke hari, kondisi emosi papa semakin tidak terkontrol,..

marah-marah tanpa sebab yang jelas atau hanya karena masalah kecil, hampir menjadi makanan setiap harinya,. Papa melampiaskan semuanya kepada Bintang. kemarahan-kemarahannya sering kali ditujukan kepada Bintang. selalu Bintang yang merasakan pukulan-pukulan dan bentakan dari papa. meskipun bukan kesalahan Bintang, namun selalu Bintang yang merasakan semuanya..

Seringkali Papa hanya bisa diam memandangku saat aku langsung menggendong Bintang menjauh dari Papa saat Papa mulai 'kumat'. Bintang hanya bisa menangis di pelukanku sambil berkata "Ce, papa nakal..aku dipukul teyus...padahal yang nakal koko bukan aku ce.." begitulah Bintang selalu mengadu kepadaku. Sedangkan aku tak mampu untuk melakukan apa-apa..

aku hanya mendengarkan semua ceritanya dengan gaya bahasanya yang begitu lucu dan menggemaskan. Bintang adalah seorang anak yang begitu cerdas dan lucu, namun kenapa Papa bisa dengan gmapangnya marah-marah kepadanya???

tak terasa, satu setengah tahun telah berjalan, dan selama hampir sebulan ini, kondisi Papa terus menurun. sudah beberapa kali Papa jatuh pingsan. Beberapa dokter juga telah didatangi oleh Papa, namun tiap dokter yang didatangi Papa, memberikan hasil diagnosis yang berbeda.

Ada yang bilang, Papa kekurangan darah, yang lain berkata kalau peredaran darah papa ke otak tidak lancar(tersumbat), ada yang bilang itu gejala stroke, juga dengan masih banyak lagi jawaban-jawaban lain yang dikeluarkan oleh  para sarjana kedokteran tingkat tinggi itu. Kesimpulannya, tak ada seorang dokterpun yang tahu, apa sakit Papa.

meskipun papa dengan rutin meminum obatnya, namun, semua itu tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. Kondisi Papa tetap bertambah buruk dari hari ke hari. kini, aku bukan hanya menjadi seorang mama bagi Bintang, namun juga menjadi seorang suster bagi Papa yang sakit.

Saat kondisi PApa bertambah buruk, salah satu keponakan terdekat Papa datang, dan menawarkan kepada Papa untuk memanggil seorang pendeta kenalannya. Papa hanya bisa mengiyakan. entah apa yang sebenarnya ada di pikiran Papa, namun semuanya seperti memberikan jalan kepada Papa..

Pendeta yang sama,yang waktu itu Engkau kirimkan untuk mendoakan Mama di saat- saat terakhirnya, kini datang lagi Jesus,..

sekarang, dia mendoakan papa, dan dengan yakin seklai, dia berkata kalau Papa pasti sembuh.

Jesus, anehnya, tiap kali pendeta itu datang, dia hanya datang seklai, dan keputusan dariMu akan langsung terjadi..

tak berapa lama setelah hambaMu itu pergi, kondisi papa semakin lama semakin memburuk, hingga akhirnya, saat aku masih mengikuti pelajaran fisika di kelas, ALdo mengirim sms kepadaku.

'ce, papa masuk ugd. papa tambah parah ce, nanti cece pulang sekolah langsung ke sini. '

air mataku hampir saja jatuh waktu itu. tapi aku tak mau terlihat lemah di depan teman-temanku. aku harus kuat. apalagi di depan sahabat-sahabtaku. aku tetap harus menjadi seorang anak yang tegar, yang kuat, seperti yang mereka kenal selama ini kan Jesus??

hari pertama, papa harus berada di UGD hingga malam, bar bisa pindah dan mendapatkan kamar di ruang khusus. selama di rumah sakit, Papa tak henti-hentinya mencariku, dan berkata kalau dia tak sakit. apalagi, pihak keluarga papa sudah memfonis lebih dulu kalau papa terjangkit penyakit yang buat semua orang, itu adalah sebuah AIB.

"Pi, .." begitulah panggilan sayang papa kepadaku. tak pernah papa dan mama memanggilku Novi,.. selalu Pi..

"Pi,.. papa nggak sakit. Papa nggak mungkin sakit itu. Mereka itu orang yang sok tahu. Papa sudah pernah periksa dan papa sehat kok Pi,.. Sekarang buat apa Papa di sini kalau Papa nggak sakit ?? Papa mau pulang. Mana Bintang?? Papa kok denger dia nangis?? Dia dimana Pi??" itu terus yang dibicarakan papa kepadaku selama berada di rumah sakit.

sengaja, Bintang nggak ku bawa ke rumah sakit, karena kondisinya nggak baik buat Bintang. ternyata, sekeras apapun perlakuan papa ke bintang, di hati papa, bintang masih menjadi seorang anak yang disayanginya,..

bukan hanya pihak kelurga, namun pihak rumah sakitpun juga sudah mulai mencurigai penyakit papa. Sampai akhirnya keluarga Papa mengambil keputusan, kalau sampai Papa positif atas penyakit itu, maka aku, bintang dan ALdo juga harus menjalani tes yang sama.

Di hari kedua, Papa resmi divonis positiv atas penyakit tersebut. dan papa langsung dipindahkan ke ruang khusu bagi pasien-pasien berpenyakit tersebut. yang mendapatkan perawatan dengan benar-benar khusus. bahkan, aku tak boleh menyentuh papa dengan tangan telanjang. aku harus memakai masker dan sarung tangan, yang setelah kupakai harus langsung kubuang.

aku tetap sekolah, bintang tetap menjalani harinya di rumah om, dan agga, tetap berusaha menjalani sekolahnya dengan benar.,..

di malam kedua, keluarga mama datang semuanya menjenguk papa di rumah sakit. mereka langsung mengambil keputusan untuk mengambilku dan adik-adikku untuk tinggal berama dengan mereka, melihat kondisi papa yang sudah tak lagi bisa bergerak. hanya bisa bernafas dengan alat bantu, dan mendapatkan tenaga dari berbagai macam suntikan yang diberikan oleh dokter,..

sebelum mereka pulang, mereka mngantarkanku pulang ke rumah. Setelah mereka sampai di rumahku, aku langsung pergi ke rumah om untuk mengambil Bintang. Dia sudah tertisur. namun, saat aku datang, dia langsung bangun dan berlari ke dalam pelukanku.

Oh Jesus,.. hatiku menjerit dengan semua ini,..

di rumah, keluarga mama menemani beberapa menit, lalu mereka pulang kembali.

"Pi,.." tanteku tiba-tiba sudah berada di kamarku. aku langsung bangun.

"Papa kamu barusan meninggal..." aku hanya diam..

Bintang msih tertidur dengan lelap di sebelahku,..

Engkau benar-benar menunjukkan kehendakMu..