Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDA Space Teens
"Ahli Waris" Negeri
Sebagai anak Tuhan, pernah tidak merasa kesal dengan teman-teman sekelas yang masih saja mencontek ketika ujian? Bukan hanya mencontek secara diam-diam, beberapa teman bahkan bekerja sama dengan teman lainnya secara terang-terangan. Bukan berarti saya tidak pernah mencontek sama sekali, saya juga pernah mencontek dan bekerja sama dengan teman sebangku saya pada saat ulangan. Tapi, menginjak SMA, saya mulai mengenal Tuhan dan mencoba untuk “tobat” dengan tidak mencontek ataupun memberi contekan.
Ketika memulai masa-masa “pertobatan” itu, saya mulai kesal. Waktu itu saya bukannya kesal dengan “pribadi-pribadi” yang melancarkan aksi curangnya, tapi kesal mengapa saya yang sudah berusaha jujur, berjuang untuk belajar, dan mengerjakan setiap tes dengan berintegritas justru mendapat nilai yang (selalu) lebih buruk daripada teman-teman saya itu. Belum lagi jika saya selalu “ogah” memberi contekan, mereka akan mengatakan saya sok suci atau sombong.
Saya mulai berpikir, betapa Tuhan tidak adil terhadap saya. Saya merasa Tuhan seolah berpihak kepada orang-orang curang yang tidak berintegritas. Saya ingat, pada tes mata pelajaran bahasa Inggris, mereka mendapat nilai 9 atau 10 sementara saya bahkan tidak mendapat lebih dari setengahnya. Wah, benar-benar masa-masa yang sulit bagi saya.
Namun, suatu malam saya berdoa dan “mengadu” kepada Tuhan. Kemudian, pada saat saya membuka Alkitab, Tuhan mempertemukan saya dengan Mazmur pasal 37. Di situ dikatakan, ”Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau.” (Mazmur 37:1) Saya terus membaca keseluruhan pasal itu, sampai saya semakin diteguhkan dengan perkataan Daud, “Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya. Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.” (Mazmur 37:7-8) Hingga janji-Nya yang mengatakan, “Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri.” (Mazmur 37:9)
Tentu, saya tidak mengharapkan kebinasaan teman-teman saya itu, tapi justru berdoa suatu hari mereka dapat mengenal Tuhan. Tapi, dari ayat ini saya sungguh diingatkan bahwa Tuhan tidak pernah bermaksud jahat kepada anak-anak-Nya. Tuhan justru ingin membentuk anak-anak-Nya menjadi pribadi unggul yang pantas menjadi “ahli waris” negeri. Negeri ini memerlukan orang-orang jujur, berintegritas, dan rindu menjadi “agen pemulihan” bangsa, bukannya orang-orang yang menggunakan cara-cara curang untuk memuaskan keinginannya sendiri dan justru menunjukkan bahwa dirinya adalah “bibit-bibit” koruptor yang mempermiskin bangsa ini. Jadi, buat kamu yang sedang berjuang untuk hidup jujur dan berintegritas dalam segala hal, terus maju! Ingat janji Tuhan di Mazmur 37. Tidak perlu kesal atau marah terhadap mereka, tapi kerjakan saja kebenaran, dan pada akhirnya kita akan melihat bahwa perjuangan kita tidak akan sia-sia dan Allahlah yang lebih unggul dibanding siapa pun juga. Buktikan saja! ;)
- ade yunita's blog
- Login to post comments
- 2656 reads